Kehangatan dalam Bungkam
Ngush,, ha,, huu ,, haa .. terengah-engah
sampai keletihan menghembuskan nafas. Sontak aku bangun dari tidur
panjangku. “Huuftt … hanya mimpi”
pikirku. Kulirik perlahan jam dinding merah muda di belakangku . Sedikit pupil
mata membesar dan kembali kuhela nafas dan terdengar cacing-cacing perutku
memanggil dengan manjanya . “ Caelahh dapat panggilan darurat dini hari gini”
Setelah mengalami mimpi panjang yang terus ku ingat-ingat akan melekat karna ku
tak sabar ntuk membagikan mimpi aneh ini dengan sohibku dan juga sebagai penafsir
mimpi pribadiku. Heheh .
Ku singkirkan selimut kesayanganku
berwarna ungu lembut . Sejenak memenuhi
panggilan darurat yang sirine nya semakin kencang mengiung hehe . Keadaan rumah
yang gelap membuatku sedikit berlari kecil menuju dapur yang tidak begitu jauh
dari kamar tidur . Namun aku harus menuruni tangga ntuk menuju ke dapur . Huh !
masih lelah sebab mimpi yang tampak nyata itu hingga menguras banyak tenagaku.
Tepatku berdiri di meja hidangan . Tak kulihat sedikit makanan yang tersisa .
Langsung ku tuju lemari penyimpanan cadangan makanan. Butuh sedikit jinjit
untuk menggapainya sembari ku buka lemari nya dengan perlahan terdengar suara
air kran dengan deras . Ternyata sumber suara itu berasal dari kamar mandi
belakang .
Aihh .. ku tertegun. “ Siapa nih di
kamar mandi ? ku lihat tadi semua sudah tertidur dengan pulasnya . Kembali ku
tutup lemari berisi makanan yang tak
sempat aku ambil. Dengan jalan menyendat-nyendat bak detektif aku menuju sumber
suara . Kuraih melambat gagang pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci .
Dengan cepat ku bantingkan pintunya dan terbuka. Aku kaget bercampur haru
bahagia ternyata itu dia sohibku penafsir mimpi yang sudah lama kutunggu
kehadirannya . Ku langsung berlari dan memeluknya saat kugapai tubuhnya yang
benar saja aku tidak bisa memeluknya . Aku lupa bahwa kini kita tlah berbeda .
Iya benar, ia salah satu korban kecelakaan waktu itu dan aku salah satu korban
yang selamat pada kejadian 3 bulan yang lalu . Namun kecelakaan maut itu tidak
benar-benar memisahkan kami. Terkadang aku bersyukur aku masih bisa bersahabat
dengannya meski seperti ini wujudnya .
“ Waah waah kamu membawakan Black forest berlapiskan keju yang
berlapis-lapis !! dengan
bertuliskan .. ( ku eja dengan perlahan
) Hap-py Birth-day Rasya 17th From Sya-fa . “ Wah aku lupa fa kalau hari
ini ulang tahunku ” Makasih ya syafa kamu memang sohib terbaikku . Air mataku
mengalir kutundukkan kepala ia menghampiri dan mengisyaratkan “ sudah-sudah
jangan menangis lagi” Kuhapus air mata ku dan kutegakkan kembali kepalaku
dan dengan sindiran canda aku
melontarkan tanya “eh. Syafa dari mana kamu dapat black forest tu ? Kamu
maling ya ? Sambil mengintrogasinya dengan kesongonganku menutupi haru karna
aku dan dia hanya bisa menatap seperti ini tak dengan sentuhan apalagi dengan
komunikasi dua arah dengan suara yang lantang terdengar bukan sekedar isyarat.
Hmm tapi udah sangat bahagia bagiku karna bisa tetap bercengkrama dengannya
meski tak sehangat dulu.
SubhanaAllah, dalam setiap tulisannya terdapat jiwa sang penulisnya ^^. LAnjutkan berkarya yaaa ^^
BalasHapusHmmm ^^ makasih sunny. Jangan bosen dibaca yaa ^^
Hapus