Minggu, 17 Juli 2016

Cerita Besambung Berujung Novel

Kehangatan dalam Bungkam  

Ngush,, ha,, huu ,, haa .. terengah-engah sampai keletihan menghembuskan nafas. Sontak aku bangun dari tidur panjangku.  “Huuftt … hanya mimpi” pikirku. Kulirik perlahan jam dinding merah muda di belakangku . Sedikit pupil mata membesar dan kembali kuhela nafas dan terdengar cacing-cacing perutku memanggil dengan manjanya . “ Caelahh dapat panggilan darurat dini hari gini” Setelah mengalami mimpi panjang yang terus ku ingat-ingat akan melekat karna ku tak sabar ntuk membagikan mimpi aneh ini dengan sohibku dan juga sebagai penafsir mimpi pribadiku. Heheh .
Ku singkirkan selimut kesayanganku berwarna ungu lembut . Sejenak  memenuhi panggilan darurat yang sirine nya semakin kencang mengiung hehe . Keadaan rumah yang gelap membuatku sedikit berlari kecil menuju dapur yang tidak begitu jauh dari kamar tidur . Namun aku harus menuruni tangga ntuk menuju ke dapur . Huh ! masih lelah sebab mimpi yang tampak nyata itu hingga menguras banyak tenagaku. Tepatku berdiri di meja hidangan . Tak kulihat sedikit makanan yang tersisa . Langsung ku tuju lemari penyimpanan cadangan makanan. Butuh sedikit jinjit untuk menggapainya sembari ku buka lemari nya dengan perlahan terdengar suara air kran dengan deras . Ternyata sumber suara itu berasal dari kamar mandi belakang .

Aihh .. ku tertegun. “ Siapa nih di kamar mandi ? ku lihat tadi semua sudah tertidur dengan pulasnya . Kembali ku tutup lemari berisi makanan  yang tak sempat aku ambil. Dengan jalan menyendat-nyendat bak detektif aku menuju sumber suara . Kuraih melambat gagang pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci . Dengan cepat ku bantingkan pintunya dan terbuka. Aku kaget bercampur haru bahagia ternyata itu dia sohibku penafsir mimpi yang sudah lama kutunggu kehadirannya . Ku langsung berlari dan memeluknya saat kugapai tubuhnya yang benar saja aku tidak bisa memeluknya . Aku lupa bahwa kini kita tlah berbeda . Iya benar, ia salah satu korban kecelakaan waktu itu dan aku salah satu korban yang selamat pada kejadian 3 bulan yang lalu . Namun kecelakaan maut itu tidak benar-benar memisahkan kami. Terkadang aku bersyukur aku masih bisa bersahabat dengannya meski seperti ini wujudnya .



“ Waah waah kamu membawakan  Black forest berlapiskan keju yang berlapis-lapis  !! dengan bertuliskan  .. ( ku eja dengan perlahan ) Hap-py Birth-day Rasya 17th From Sya-fa . “ Wah aku lupa fa kalau hari ini ulang tahunku ” Makasih ya syafa kamu memang sohib terbaikku . Air mataku mengalir kutundukkan kepala ia menghampiri dan mengisyaratkan “ sudah-sudah jangan menangis lagi” Kuhapus air mata ku dan kutegakkan kembali kepalaku dan  dengan sindiran canda aku melontarkan tanya “eh. Syafa dari mana kamu dapat black forest tu ? Kamu maling ya ? Sambil mengintrogasinya dengan kesongonganku menutupi haru karna aku dan dia hanya bisa menatap seperti ini tak dengan sentuhan apalagi dengan komunikasi dua arah dengan suara yang lantang terdengar bukan sekedar isyarat. Hmm tapi udah sangat bahagia bagiku karna bisa tetap bercengkrama dengannya meski tak sehangat dulu.

2 komentar:

  1. SubhanaAllah, dalam setiap tulisannya terdapat jiwa sang penulisnya ^^. LAnjutkan berkarya yaaa ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm ^^ makasih sunny. Jangan bosen dibaca yaa ^^

      Hapus